SUBULUSSALAM ACEH | Terkait viralnya vidio Wanita yang menceritakan keluhannya terkait penanganan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Subulussalam yang sempat viral. Begini penjelasan dari Direktur Umum (Direktur) RS setempat, dr Dewi Sartika Pinem
Rekaman vidio wanita itu kian viral di Sosial Media (Sosmed) baik laman Facebook maupun Gurp Whatsapp setempat.
Tampak, wanita tersebut mengeluhkan pelayanan di Rumah Sakit terbesar di Kota Subulussalam. Katanya, adik nya selaku pasien tidak mendapat pelayanan dari pihak RS.
Menanggapi itu, dr Dewi Sartika Pinem menyampaikan kronologis yang sebenarnya.
Adapun penjelasan Direktur RSUD Subulussalam sebagai berikut.
“Pasien tersebut, awalnya telah mendapat penanganan secara medis dari pihak Rumah Sakit yang ditangani langsung oleh dr Ridwansyah Nasution,” kata dr Dewi.
Dijelaskan dr Dewi Sartika Pinem, pasien berinsial EG (20) tersebut adalah korban kecelakaan lalu lintas. Dia tiba di RSUD Kota Subulussalam sekira pukul 20:30 WIB, Minggu, 20 Oktober 2024.
Sesampainya di RSUD, EG telah mendapat penanganan langsung dari petugas medis yang piket. sesuai dengan Standar Operasional Prosedur (SOP).
“Pasien yang mengalami patah tulang di lengan telah dipasangi penyangga. Nah, karena berdasarkan pemeriksaan dokter harus dilakukan tindakan medis lanjutan sehingga diarahkan untuk dirujuk,” ucap Dr Dewi
Sebab, masih kata dr Dewi Sartika Pinem,untuk tindakan medis lebih lanjut harus dilakukan dokter spesialis orthopaedi, yang saat ini belum ada di RSUD Kota Subulussalam.
Lanjut Dr. Dewi Sartika Pinem, terkait korban kecelakaan lalulintas yang penanganannya tidak ditanggung oleh BPJS sehingga harus melalui jalur umum.
“Pihak RSUD telah mempersilakan keluarga pasien untuk bermusyawarah terkait masalah rujukan,” ujar dr Dewi
Menurut dr Dewi Sartika Pinem, ada sekira satu jam lebih rentang waktu antara pihak keluarga bermusyawarah untuk mendiskusikan masalah rujukan tersebut.
Lebih jauh dijelaskan bahwa proses merujuk pasien juga tidaklah langsung instan tapi ada waktu dan tahapan.
“Apalagi untuk rujukan ke Medan, Sumatera Utara. Proses mengirim pasien rujukan melalui SISRUTE ke Rumah Sakit yang dituju dan membutuhkan waktu menunggu tanggapan dari Rumah Sakit terkait,” sampai dr Dewi
Masih keterangan dr Dewi Sartika Pinem,pada jam 22:03 Wib dokter RSUD Subulussalam langsung berkoordinasi dengan keluarga pasien atas persetujuan bersedia dirujuk atau tidak.
“Keluarga diminta untuk berembuk. Sekitar jam 22:40 wib, keluarga bersedia dirujuk. Dokter kita berkoordinasi dengan beberapa RS di medan dan Banda Aceh. Pukul 22:48 direspon oleh RS Bina Kasih Medan,” cetus dr Dewi.
Dikatakan juga setelah melengkapi berkas yang diminta pihak RS Bina Kasih, selesai sekitar jam 00:00 WIB.
“Nah, setelah itu dokter jaga berkoordinasi dengan Menko terkait rujukannya. Selain itu mobil Ambulance RSUD Subulussalam juga tengah dalam proses perjalanan merujuk dan pulang sehingga mereka berupaya mencari pengganti,” pungkas dr Dewi
Kendati demikian, pihak RSUD Subulussalam menghubungi ambulance puskesmas terdekat. Sembari menunggu tibanya Ambulance, tiba-tiba muncullah persoalan tersebut.
Dr Dewi pun memaklumi jika keluarga pasien kemungkin tidak sabar menunggu datangnya ambulance. Padahal, kata dr Dewi pada dasarnya mereka sedang melaksanakan proses namun tentunya tidak serta-merta secara instan.
“Keterlambatan rujuk nya pasien ini dikarenakan menunggu proses keluarga berembuk apakah setuju dirujuk atau tidak. Kemoloran ini juga terjadi karena menunggu respon balik dari RS rujukan dari Medan dan koordinasi ambulance dari puskesmas karena kejadian sudah dinihari,” beber dr Dewi.
Intinya, kata dr Dewi pelayanan dan penanganan medis sudah dilakukan secara baik hanya masalah keberangkatan pasien ke RS rujukan yang sempat molor beberapa saat.
Jika pun terjadi molor sedikit menurut dr Dewi sebenarnya tidak masalah karena pasien itu bukan kritis atau gawat darurat.
Penjelasan ini pun disampaikan agar masyarakat tidak salah menyikapi video yang viral di mana seakan-akan pihak RSUD Subulussalam mengabaikan pasien.
Padahal dokter jaga telah melakukan tindakan medis terhadap pasien termasuk langkah-langkah lanjutan yaitu berkomunikasi dengan dokter bedah, menyarankan rujukan dan tindakan lainnya.[JD]